Salam Pro Petani

Selamat datang di blog "ekonomika-pertanian". Sebuah blog yang mencoba berbagi dan mempelajari dinamika ekonomika pertanian, kemudian berupaya berpikir dan bertindak dalam kerangka kepedulian yang intens pada petani. Selamat membaca dan salam pro-petani.

Inflasi dan Ironi Impor Beras [FX SUGIYANTO]

Suara Merdeka |  Senin, 14 Februari 2011
Inflasi dan Ironi Impor Beras
Oleh FX Sugiyanto

MENJELANG akhir tahun 2010, banyak pengamat telah memperkirakan bahwa BI rate akan dinaikkan pada awal tahun 2011. Kenaikan itu terjadi karena perkiraan inflasi yang lebih tinggi pada tahun ini.

Perkiraan inflasi yang lebih tinggi di tahun 2011 dipacu oleh beberapa faktor yang selama ini terbukti menjadi pendorong dan penyumbang terbesar inflasi di Indonesia. Pertama, kenaikan harga pangan khususnya beras. Kemudian, kekhawatiran kenaikan harga BBM sebagai akibat rencana pengurangan subsidi oleh pemerintah.

Sayangnya, menjadi sangat ironis langkah untuk mengatasi kenaikan harga beras ditempuh dengan cara meningkatkan impor. Padahal pada saat yang sama kita masih surplus beras. Bahkan impor itu terjadi menjelang masa panen raya. Dari bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011, inflasi Indonesia memang cenderung meningkat. Inflasi (tahun ke tahun) bulan Oktober 2010 sebesar 5,67 persen dan bulan Januari 2011 sebesar 7,02 persen. 
 
Trend meningkatnya inflasi juga terjadi di AS. Pada Oktober 2010, inflasi AS sebesar 1,20 persen dan Desember tahun sama sebesar 1,5 persen. 

Pada bulan Januari 2011 ini, inflasi  diperkirakan lebih tinggi lagi. Kekhawatiran akan terjadinya kenaikan harga minyak dunia menjadi sebab lain terjadinya ekspektasi inflasi yang lebih tinggi tersebut.

Karena itu kita  berharap, kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 ini memang dimaksudkan untuk mengerem laju inflasi tersebut. Bukan semata-mata karena tekanan IMF yang memang mengharapkan  agar BI menaikkan BI rate sebagai antisipasi kenaikan harga pangan dunia, kendati kita juga tahu bahwa sinyal IMF itu  sering diikuti oleh BI.

Kenaikan BI rate juga dipacu oleh trend kenaikan suku bunga dunia dan posisi Rupiah yang akan menjadi terlalu kuat. Bank Sentral AS memang telah menaikkan suku bunganya (Fed Fund rate) dari 0,17 persen menjadi 0,18 persen. Meski secara prinsip AS masih menempuh kebijakan moneter longgar, tapi mereka juga khawatir dengan kecenderungan meningkatnya inflasi tersebut.

Kenaikan tingkat bunga AS ini akan mempengaruhi posisi selisih tingkat bunga (interest rate differential) terhadap Indonesia. Ditambah posisi Rupiah yang relatif kuat saat ini, menurunnya selisih tingkat bunga tersebut dikhawatirkan akan memacu adanya capital outflow yang akan dapat mengakselerasi peningkatan inflasi. Jadi, pilihan jangka pendek ìterbaikî adalah menaikkan BI rate.
 
Kenaikan tingkat bunga memang merupakan instrumen jangka pendek apabila dilihat dari perspektif pasar aset, tapi akan dapat berdampak jangka panjang jika dilihat dari perspektif mekanisme transmisi dan dampaknya terhadap sektor riil. Secara logis kenaikan tersebut pasti akan mendorong lebih lanjut kenaikan tingkat bunga bank walau mungkin tidak serta merta, kecuali  BI rate tersebut segera diturunkan kembali.

Pertanyaannya adalah: mungkinkah BI akan mengoreksi dan menurunkan BI rate-nya lagi dalam waktu pendek ini? Jika tidak, dapat dipastikan perbankan Indonesia pasti akan menaikkan suku bunga pinjaman mereka. Dan ini tentu akan berakibat pada melambatnya penyaluran  dana untuk investasi dan modal kerja. Kebijakan Stok Beras Kita tidak perlu lagi berdiskusi panjang bahwa beras mempunyai posisi strategis, termasuk bahwa ia menjadi komponen yang cukup penting dan besar dalam membentuk dan mempengaruhi inflasi di Indonesia. Sebagai bukti adalah tingginya inflasi bulan Januari 2011 tersebut karena kenaikan harga pada kelompok bahan makanan yang sifatnya volatile, terutama beras, sebesar 18,25 persen.

Jika kita membicarakan beras, masalah pokoknya terutama akan berada pada produksi dan distribusi, atau dengan kata lain berkaitan dengan masalah sisi penawaran. Dengan posisi beras yang sangat strategis terhadap inflasi, setiap gangguan pada sistim penawaran tadi pasti akan mengancam inflasi kita.

Sayangnya, walau Indonesia sudah pernah mengalami swasembada beras, masalah manajemen perberasan ini tidak kunjung membaik. Akibatnya, ketika terjadi ancaman inflasi kebijakan shortcut seperti impor beras saat ini dianggap sebagai pilihan terbaik dan selalu mudah dipahami.  

Buruknya manajemen perberasan terlihat dari ironisnya kebijakan impor tersebut. Di saat BPS memperkirakan ada surplus beras sekitar 4 juta ton dari perkiraan konsumsi 35 juta ton, pemerintah justru membuka peluang kran impor beras.

Pertanyaannya kemudian: betulkah surplus itu ada? Kalau tidak, berarti perkiraan BPS yang tidak valid, entah pada aspek perkiraan konsumsinya atau dalam aspek produksinya. Atau, jika perkiraan tersebut benar, surplus 4 juta ton itu larinya kemana?


Jangan-jangan hal ini berkaitan dengan masalah kedua, yakni distribusi yang ruwet, yang sangat mungkin justru menjadi modus untuk meyakinkan pemerintah agar memberi kelonggaran kepada para importir beras. Hipotesis saya, keruwetan manajemen perberasan tadi bersumber dari kedua masalah tersebut.
Reformasi Sistem Perberasan Temuan  riset Bank Indonesia Purwokerto, BI Yogyakarta, dan BI Surakarta beberapa waktu lalu masih memperkuat temuan riset saya beberapa tahun sebelumnya, yakni distribusi beras dari petani hingga konsumen akhir ternyata masih banyak dikuasai oleh para pedagang yang terbatas jumlahnya. Temuan sama berkaitan dengan betapa ìmobile-nyaî beras dari satu daerah ke daerah lain.

Panen yang terjadi di daerah produksi beras dengan cepat akan terkirim ke daerah lain yang bagi para pedagang menjanjikan harga lebih tinggi dan menguntungkan. Gambaran ini memberi keyakinan kuat kepada kita betapa tidak mudahnya mencatat stok beras yang ada di suatu daerah, kalau tidak boleh dikatakan tidak mungkin.

Gambaran tersebut seharusnya menginspirasi kita akan perlunya manajemen sistem perberasan nasional dan dikelola secara nasional. Suatu daerah paling mungkin hanya mampu mencatat perkiraan produksi beras, tapi tidak mampu mencatat berapa stok beras.

Sementara itu, mengetahui jumlah dan distribusi keberadaan stok beras sangat penting agar tidak terjadi  kekurangan stok yang akan memacu inflasi. Hal sangat penting dalam sistem manajemen perberasan ini adalah memperbarui sistem distribusinya melalui pengelolaan stok yang mampu menjamin ketersediaan.


Campur tangan dalam distribusi kiranya bukan ìbarang haramî untuk melawan pemain-pemain di pasar beras yang lebih banyak mementingkan laba.`Untuk membangun sistem perberasan nasional yang lebih efektif, sangat mungkin dilakukan dengan merevitalisasi peran BULOG, baik dalam aspek manajerial maupun perluasan fungsi. Juga bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk  menjamin para petani dengan harga yang menguntungkan.

Tentu kita berharap suatu saat nanti tidak lagi mendengar alasan mengimpor beras demi menjaga inflasi. Dengan demikian, BI lebih bisa berkonsentrasi mengatur tingkat bunga bukan semata-mata untuk menjaga inflasi, tapi lebih mempertimbangkan kebutuhan pengguna dana perbankan untuk menjalankan  usaha mereka.***

FX Sugiyanto adalah Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Kepala Pusat Penelitian Kajian Pembangunan (Research Centre for Development Studies) Undip
Available at http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/02/14/136984/Inflasi-dan-Ironi-Impor-Beras 

1 comment:

  1. Bonus untuk permulaan yang baik

    Dapatkan $123 di dalam akun bonus Anda

    Total bonus sebesar $123
    Bonus bisa dipakai untuk trading selama 7 hari kerja dari bonus masuk ke akun
    Profit Anda tidak terbatas
    Anda bisa dapat bonus tanpa butuh verifikasi dan notifikasi

    Tertarik ... ? coba ikuti link ini

    Wujudkan Impian Bersama FBS

    Sekarang FBS bukan hanya menjadi broker untuk pasar Forex, namun FBS juga akan menjadi broker yang bisa memenuhi semua mimpi-mimpi Anda! Kami sangat senang dan bangga bila bisa memenuhi satu persatu mimpi Anda, oleh sebab itu sekarang kami memutuskan untuk mewujudkan satu mimpi Anda setiap bulannya! Ini bukan keajaiban, namun ini merupakan promosi terbaru dari FBS yang bernama “FBS mewujudkan impian”. Promosi ini menjadi promosi yang pertama dan terunik di dalam dunia Forex! Mulai sekarang setiap bulannya FBS akan mewujudkan satu mimpi dari pemenang promosi “FBS mewujudkan impian”.

    Promosi terbaru dari FBS sudah dimulai! Cepatlah bagikan mimpi Anda kepada FBS! Yang perlu Anda lakukan hanya menuliskan mimpi Anda di “FBS grup” di Facebook, dan pastikan postingan Anda mendapat like yang terbanyak!

    Namun ada beberapa mimpi yang tidak masuk dalam kategori promosi yaitu: uang dalam bentuk apapun, mimpi yang tidak bisa dibuat menjadi kenyataan, dan juga mimpi yang bila menjadi kenyataan akan melawan hukum yang berlaku. Silahkan cek syarat dan ketentuan dari promosi “FBS mewujudkan impian” di bagian “Promosi dan Bonus” di Personal Area!

    Bagikan mimpi Anda yang kreatif, unik, dan berani kepada FBS! Satu mimpi yang dinilai paling kreatif oleh pihak FBS akan memenangkan hadiah yaitu FBS mewujudkan mimpi Anda!

    Daftarkan diri Anda dalam promosi “FBS mewujudkan impian”

    Inilah saatnya Anda untuk beraksi dan membuat mimpi Anda menjadi kenyataan! Lebih dari 1 juta trader sudah mendapat keuntungan dari trading di FBS, dan kami sudah mewujudkan impian mereka. Buatlah mimpi Anda menjadi kenyataan juga!


    ReplyDelete